Selasa, 10 Oktober 2017

0

Promo Special Kalender di Percetakan Mitra Jaya

Kalender merupakan informasi waktu yang banyak digunakan untuk media pemberitahuan dan juga media promosi yang tepat, karena kalender dapat digunakan hingga 1 tahun penuh dan dapat diliat secara langsung oleh konsumen.
Perusahaan maupun lembaga anda perlu cetak kalender?  Kami hadir membantu pekerjaan Anda. Percetakan Mitra Jaya mengadakan Promo Cetak Kalender 2018 Murah!! Kalender 2018 Hard Cover Maupun Soft Cover dengan desain kreatif & colorfull bisa anda pesan disini. Cetak 1500/pcs dan dapat diskon 20% sampai awal November... 

sample kalender dinding


sample kalender meja


Jenis Cetak kalender kami sesuai bentuk dan bahan.

Untuk kalendar meja, ukuran bisa disesuaikan dengan keinginan pemesan, tetapi ukuran 19,5 x 15 cm adalah ukuran yang efisien dan tidak terlalu menyita meja juga. Demikian pula untuk kalendar didinding selain ukuran bisa di rubah, jumlah lembaran kalendar bisa dirubah menjadi dwi wulan (isi 6 lembar) atau pun catur wulan (isi 3 lembar).
Untuk kalendar meja biasanya memakai art carton 260 gr, kalendar tahunan (1 lembar) memakai duplex 270 gr, dan kalendar tri wulan memakai art paper 120 gr. Untuk menghemat kalendar meja bisa menggunakan art carton 190 gr, kalendar dinding duplex 250 gr.
Bagi pemesanan kalender special disetiap kalendar sebenarnya bisa dibuat ukuran dan design sesuai dengan keingininan customer. Disini yang kami tampilkan adalah ukuran yang efisien dalam segi penggunaan bahan, tanpa mengurangi estetika dan fungsi kalendar.


Anda bisa pesan jasa spiral untuk pesanan Kalender 2018 anda maupun produk lain. 
Anda tidak perlu ragu dengan kualitas cetak kalender kami karena kami cetak dengan mesin oliver 58 & oliver 66...


sample finishing spiral



Tidak perlu repot ambil pesanan, jika lokasi anda jauh kami bisa langsung mengirim pesanan anda langsung ke lokasi. Di dalam Maupun luar Jawa pun tak masalah, karena kami mempunyai jaringan cetak terpercaya mulai dari Sepanjang Pesisir Jawa, mulai dari Banten hingga Banyuwangi. Pesanan kami siap antarkan langsung dengan ONGKIR GRATIS (untuk wilayah tempat tertentu). 



Bisa Dinegoo!! Nego langsung kontak Customer Service Kami:



WA: 0815 667 228 / 0856 4000 5955
IG : @percetakan_mitrajaya
E-mail : mitrajayaoffset@gmail.com



Buruan order sebelum kehabisan promo!!
(Tidak menerima pesanan satuan)


Minggu, 17 September 2017

0

Promo Cetak Majalah Murah Berkualitas...

Percetakan Mitra Jaya memahami bahwa seringkali Anda tidak punya banyak waktu untuk menuangkan ide konsep dalam pembuatan majalah ataupun buletin. Untuk itulah kami hadir membantu pekerjaan Anda. Majalah Hard Cover Maupun Soft Cover dengan desain kreatif & colorfull bisa anda pesan disini. Anda bisa pesan jasa spiral untuk pesanan majalah anda maupun produk lain. 


sample produk katalog & majalah

jasa finishing spiral

Tidak perlu susah2 membayar mahal jasa cetak majalah yang lain, Anda cukup memesan cetak di Percetakan Mitra Jaya yang dijamin murah & berkualitas. Kalau perlu Anda dapat langsung memberi arahan mengenai desain produk majalah melalui customer service kami sesuai keinginan Anda. Melakukan pemesanan maupun arahan produk Majalah dengan kami juga jauh lebih mudah karena kami menjangkau sosmed yang umum Anda gunakan. Pembuatan desain majalah maupun editing majalah kami siap layani. Pemesanan dari luar Semarang maupun luar Jawa juga bisa kami kirim. Anda tidak perlu repot2 ambil pesanan, kami siap antarkan langsung dengan ONGKIR GRATIS (untuk wilayah tempat tertentu). 

Ini alasan kenapa anda perlu cetak Majalah di Percetakan Mitra Jaya:
  1. Kami ini percetakan yang berjejaring, ada di setiap kota yang anda terdekat dengan anda.
  2. Kami ini kumpulan percetakan yang terpercaya tergabung dalam komunitas Belajar percetakan di Facebook.
  3. Direktur kami sendiri (Pak Wijaya) adalah owner dari www.semarangprinting.com
  4. Kami juga ada di Instagram jadi boleh follow di  @percetakan_mitrajaya, DM aja jika anda instagram lover
  5. Kami mempunyai jaringan cetak terpercaya mulai dari Sepanjang Pesisir Jawa, mulai dari Banten hingga Banyuwangi
  6. Pengiriman ke kota anda di jawa itu mudah, beberapa tempat malah kami berikan ongkir yang  gratis. keluar jawa juga kami telah memiliki armada dan ekpedisi khusus.
  7. Dimanapun anda kami siap mengerjakan order Majalah dengan murah, cepat, dan kualitas terjamin.

kalo HARGA MURAH, dan KUALITAS OK itu bukan alasan, tapi itu kewajiban kami. 

Kami Juga menyediakan Garansi Untuk Pemesanan Cetak Anda...

Garansi Harga



Garansi harga cetak Majalah kami berikan harga yang benar benar murah dan yang paling penting sesuai dengan sfek dan kualitas yang diinginkan. Untuk menggunakan garansi ini diawal anda boleh membandingkan dulu  harga kami dengan harga dari percetakan lain yang tidak berafiliasi dengan kami, tapi jika anda tergabung di percetakan cetak majalah maupun katalog yang tergabung di jaringan Belajar Percetakan akan kami beri harga murah. Pastinya semua pesanan kami beri hasil dengan kualitas terjamin.

Garansi Sfek


Ini yang sering terjadi, ganti sfesifikasi yang telah disetujui, mungkin karena tidak stok bahan atau dari daerah, oleh karena itu untuk cetak majalah kami hanya memusatkan produksi di 4 Tempat untuk mensuplai pelanggan pelanggan kami di seluruh Indonesia, kami hanya produksi di Tasikmalaya, Bandung, Jakarta, Surabaya dan Jogjakarta.

Garansi Pengiriman


Kami memilihkan pengiriman yang paling murah, bayangkan pengiriman ke sumatera saja kami cuma memberi tarif hanya Rp. 100.000 satu Koli (bisa 2000 majalah), bahkan bisa gratis jika anda memilih paket katalog maupun majalah tertentu. Ke Kalimatan dan Sulawesi kami mengirim dari Surabaya untuk harga pengiriman yang murah. Pengiriman express jangan kuatir kami mengirim dengan Kargo Udara dari Bandara dari Kota Surabaya (lebih cepat daripada Jakarta)

Garansi Cetak


Kami menggunakan mesin cetak SM 52 dan SM 74 yang menghasilkan kualitas cetak yang memukai, majalah maupun katalog yang anda pesan kami berikan dengan kualitas yang baik dan memuaskan. Kami memberi garansi cetak karena kami tidak pernah mengirim hasil cetakan yang rijek maupun agak jelek. yg jelek kami malu untuk mengirimnya.

Garansi Jumlah

Majalah maupun katalog yang anda terima kurang, oow itu jarang terjadi jika anda mencetak majalah maupun katalog di Percetakan kami. dijamin pas dan sesuai pesanan awal. Silahkan buktikan dan pesan Cetak Majalah dan Katalog anda pada kami, dijamin puas dan langganan tiap tahun. Anda pesan majalah 1000 ya kami kirim 1000 juga, ada pesan 200 ya kami kirim 200 juga. Tapi jika ingin di lebihin 2 atau 5 pcs tinggal kontak kami aja, sampaikan!



JADI INGIIN PESAN? KONTAK KAMI:




WA: (Any Widyastuti) 0815 667 228 / 
(Pak Wijaya)0856 4000 5955

IG : @percetakanmitrajaya
E-mail : mitrajayaoffset@gmail.com

Minggu, 27 November 2016

0

Pengaruh Bangsa Timur terhadap Budaya

Manusia mendiami wilayah yang berbeda, berada di lingkungan yang berbeda juga. Hal ini membuat kebiasaan, adat istiadat, kebudayaan dan kepribadian setiap manusia suatu wilayah berbeda dengan yang lainnya. Namun secara garis besar terdapat tiga pembagian wilayah, yaitu : Barat, Timur Tengah, dan Timur.Kita di Indonesia termasuk ke dalam bangsa Timur, yang dikenal sebagai bangsa yang berkepribadian baik. Bangsa Timur dikenal dunia sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat. Orang – orang dari wilayah lain sangat suka dengan kepribadian bangsa Timur yang tidak individualistis dan saling tolong menolong satu sama lain. Meskipun begitu, kebanyakan bangsa Timur masih tertinggal oleh bangsa Barat dan Timur Tengah.

Kepribadian bangsa timur dapat diartikan suatu sikap yang dimiliki oleh suatu negara yang menentukan penyesuaian dirinya pada lingkungan. Kepribadian bangsa timur pada biasanya adalah kepribadian yang mempunyai sifat toleransi tinggi. Kepribadian bangsa timur, kita tinggal di Indonesiatermasuk ke dalam bangsa timur, dikenal sebagai bangsa yang berkepribadian baik. Di dunia bangsa timur dikenal sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat.

Bercerita mengenai kepribadian bangsa timur, saya jadi teringat oleh Indonesia. Indonesia mempunyai beragam budaya, suku dan adat istiadat. Indonesia termasuk dalam bagian negara-negara yang ada dalam posisi benua asia mempunyai adat yang disebut adat ketimuran. Indonesia yang tergabung dari berbagai suku dan terkenal dengan keramahtamahan masyarakatnya dan tingginya rasa saling menghormati antar sesama. Indonesia sangat berbeda dengan negara-negara barat, sebab pandangan hidup dan kebiasaan masyarakatnya yang berbeda. Dalam pandangan hidup masyarakat Indonesiayang mempunyai adat ketimuran, rasa toleransi, ramah, sopan santun, saling menghargai dan gotong royong selalu menjadi dasar hidup masyarakat Indonesia.

Bangsa timur identik dengan benua asia yang penduduknya sebagian besar berambut hitam, berkulit sawo matang dan adapula yang berkulit putih, bermata sipit. Sebagian besar cara berpakaian orang timur lebih sopan dan tertutup mungkin sebab orang timur kebanyakan memeluk agama islam dan menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku. Namun di zaman yang sekarang ini orang timur kebanyakan meniru kebiasaan orang barat. Kebiasaan orang barat yang tidak sesuai atau bertentangan dengan kebiasaan orang timur dapat memengaruhi kejiwaan orang timur itu sendiri.

Kita tidak bisa selalu mengatakan budaya timur itu lebih baik daripada budaya barat , menurut saya situasi dan kondisi berperan sangat penting untuk menentukan berdasar budaya mana orang wajib menyelesaikan suatu masalah. Kita dituntut untuk mempunyai beberapa pertimbangan yang bersifat menyeluruh, pada budaya timurlah kita mempunyai kelebihannya.

Di zaman yang sudah mulai modern ini kebudayaan bangsa kita yaitu bangsa timur sudah mulai tergeser atau tercampur dengan kebudayaan bangsa barat yang cenderung gampang sekali memikat penduduk indonesia khususnya generasi muda di jaman sekarang.

ORIENTASI NILAI BUDAYA
Menurut C. Kluckhon dalam karyanya Variations in Value Orientation sistem nilai udaya secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia,yaitu :

  • Hakekat Hidup Manusia hakekat, Hidup setiap kebudayaan berbeda secara exstern. Seperti bcrusaha memadamkan hidup,menganggap kelakuan hidup tertentu sebagai suatu hal baik.
  • Hakekat karya Manusia, Kebudayaan hakekatnya berbeda-beda ada yang memiliki tujuan u-ntuk hidup,dan lain sebagainya.
  • Hakekat waktu Manusia, Hakekat waktu setiap budaya berbeda,ada yang mementingkan orientasi masa lampau dan mementingkan orientasi masa kini.
  • Hakekat Alam Manusia, Manusia mempunyai anggapan yang berbeda, ada yang beranggapan kebudayaan wajib mengeksploitasi alam dan ada pula yang beranggap manusia wajib harmonis dengan alam.
  • Hakekat Hubungan Manusia, Mementingkan hubungan antar sesamanya dan orientasi pada tokoh, yang berpandangan individualis ditinggalkan saja.


PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Faktor – faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru
Di antara berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya sesuatu unsur kebudayaan baru atau asing dalam suatu masyarakat yang biasanya cukup berperan adalah:

  1. Terbiasanya masyarakat itu mempunyai hubungan/kontak kebudayaan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat itu, yang mempunyai kebudayaan yang berbeda. Sebuah masyarakat yang terbuka untuk hubungan-hubungan dengan orang yang beraneka ragam kebudayaannya, cenderung menghasilkan warga masyarakat yang bersikap terbuka pada unsur-unsur kebudayaan asing. Sikap mudah menerima kebudayaan asing lebih-lebih lagi nampak menonjol kalau masyarakat itu menekankan pada ide bahwa kemajuan dapat dicapai dengan adanya sesuatu yang baru, yaitu baik yang datang dan berasal dari dalam masyarakat itu sendiri, atau yang berasal dari kebudayaan yang datang dari luar.
  2. Kalau pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam kebudayaan itu ditentukan oleh nilai-nilai yang berasal pada ajaran agama; dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada dalam masyarakat itu; maka penerimaan unsur-unsur kebudayaan yang baru atau asing selalu mengalami kelambatan sebab harus di sensor dulu oleh berbagai ukuran yang berlandaskan pada ajaran agama yang berlaku. Dengan demikian, suatu unsur kebudayaan baru akan dapat diterima jika unsur kebudayaan yang baru itu tidak bertentangan dengan ajaran agama yang berlaku, dan karenanya tak akan merusak pranata-pranata yang sudah ada.
  3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan unsur kebudayaan baru. Suatu struktur sosial yang didasarkan atas sistem otoriter akan sukar untuk dapat menerima suatu unsur kebudayaan baru, kecuali kalau unsur kebudayaan baru tadi secara langsung atau tidak langsung dirasakan oleh rezim yang berkuasa sebagai sesuatu yang menguntungkan mereka.
  4. Suatu unsur kebudayaan baru dengan lebih mudah diterima oleh suatu masyarakat kalau sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan untuk diterimanya unsur kebudayaan yang baru itu. Di pedesaan di pulau Jawa, adanya sepeda sebagai perangkat pengangkut dapat menjadi landasan memudahkan di terimanya sepeda motor di daerah pedesaan di Jawa; dan memang dalam kenyataan demikian.
  5. Sebuah unsur baru yang mempunyai skala kegiatan yang terbatas dan dapat dengan mudah dibuktikan kebenarannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan, dibandingkan dengan sesuatu unsur kebudayaan yang mempunyai skala luas dan yang sukar secara konkrit dibuktikan kegunaannya. Contohnya adalah diterimanya radio transistor dengan mudah oleh warga masyarakat Indonesia, dan bahkan dari golongan berpenghasilan rendah adalah benda yang biasa dipunyai.


Dari beberapa pokok pembicaraan yang dikemukakan di atas berkenaan dengan penerimaan unsur-unsur baru, dapat dikatakan bahwa inovasi bisa terdapat karena:

  1. inovasi itu bertentangan dengan pola-pola kebudayaan yang sudah ada; 
  2. kalau inovasi itu akan mengakibatkan perubahan pola-pola kebudayaan dan struktur sosial yang sudah ada dan menggantikannya dengan yang baru; 
  3. kalau inovasi itu bersifat mendasar berkenaan dengan pandangan hidup atau nilai yang ada dalam masyarakat bersangkutan: misalnya “free lover” untuk masyarakat Indonesia akan dimengenai kalau wajib diterima sebagai suatu cara hidup; 
  4. disamping itu bila inovasi itu dianggap terlalu mahal biayanya juga akan terhambat dalam penciptaannya atau dalam penyebaran atau difusinya, terkecuali kalau oleh kelompok yang digolongkan sebagai “vested interests” inovasi itu dianggap menguntungkan maka inovasi akan diterima.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi KebudayaanPenerimaan atas unsur baru atau inovasi dapat mengakibatkan terwujudnya berbagai kekacauan sosial yang adalah perwujudan- perwujudan dari proses perubahan sosial, sebelum inovasi itu diterima dengan mantap dan menjadi baku dalam tata kehidupan sosial yang berlaku dalam masyarakat. Kekacauan sosial itu biasanya dinamakan sebagai disorganisasi sosial (social disorganization). Dalam keadaan kekacauan sosial ini, aturan-aturan atau norma-norma lama sudah tidak berlaku lagi atau sebagian-sebagian masih berlaku sedangkan aturan-aturan atau norma-norma lama itu dalam mengatur kehidupan sosial warga masyarakat. Sehingga dalam tahap ini terdapat semacam kebingungan atau kekacauan dalam berbagai bidang kehidupan sosial.

Bila unsur-unsur baru telah mantap diterima dan norma-norma atau aturan-aturan baru telah mantap menjadi pegangan dalam berbagai kegiatan sosial, maka dapatlah dikatakan bahwa masyarakat itu telah mencapai tingkat tertib sosial lagi. Tidak selamanya suatu penerimaan inovasi menimbulkan kekacauan sosial. Kekacauan sosial terwujud bila inovasi itu menyebabkan adanya perubahan-perubahan yang mendasar pada pranata-pranata yang ada dalam masyarakat yang bersangkutan.

SEBAB-SEBAB PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
Perubahan sosial dan kebudayaan di masyarakat dapat terjadi sebab adanya sebab-sebab yang berasal dari masyarakat sendiri atau yang berasal dari luar masyarakat.

a . Sebab-Sebab yang Berasal dari Dalam Masyarakat (Sebab Intern)
Berikut ini sebab-sebab perubahan sosial yang berasal dari dalam masyarakat (sebab intern)

  1. Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk.
  2. Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat, baik penemuan yang bersifat baru (discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat melengkapkan dari bentuk penemuan lama (invention).
  3. Munculnya berbagai bentuk pertentangan (conflict) dalam masyarakat.
  4. Terjadinya pemberontakan atau revolusi sehingga mampu menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar. Misalnya, Revolusi Rusia (Oktober 1917) yang mampu menggulingkan pemerintahan kekaisaran dan mengubahnya menjadi sistem diktator proletariat yang dilandaskan pada doktrin Marxis. Revolusi itu menyebabkan perubahan yang mendasar, baik dari tatanan negara hingga tatanan dalam keluarga.


b . Sebab-Sebab yang Berasal dari Luar Masyarakat (Sebab Ekstern)
Perubahan sosial dan kebudayaan juga dapat terjadi sebab adanya sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat (sebab ekstern). Berikut ini sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat.

  1. Adanya pengaruh musibah alam. Kondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatu daerah untuk mengungsi meninggalkan tanah kelahirannya. Apabila masyarakat itu mendiami tempat tinggal yang baru, maka mereka wajib menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan lingkungan yang baru itu. Hal ini kemungkinan besar juga dapat memengaruhi perubahan pada struktur dan pola kelembagaannya.
  2. Adanya peperangan, baik perang saudara atau perang antarnegara dapat me-nyebabkan perubahan, sebab pihak yang menang biasanya akan dapat memaksakan ideologi dan kebudayaannya kepada pihak yang kalah.
  3. Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Bertemunya dua kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan perubahan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity. Jika suatu kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka akan muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli dapat bergeser atau diganti oleh unsur-unsur kebudayaan baru itu.
0

Faktor faktor yang Memengaruhi kebudayaan

Kebudayaan adalah hasil ciptaan manusia yang hidup dalam masyarakat. Dari hidup bermasyarakat itulah maka timbullah kebudayaan. Hanya saja sebab manusia yang hidup bermasyarakat itu terpencar-pencar di segala penjuru dunia, maka kebudayaan yang ditimbulkan jugamacam -macam pula.
Misalnya; semua bangsa menginginkan pakaian, rumah dan makanan. Tetapi pakaian, rumah dan makanan yang diinginkannya itu bagaimana bentuknya, masing-masing bangsa berbeda-beda.
Contoh; pakaian nasional bangsa Eropa berbeda dengan pakaian bangsa Arab, dan berbeda pula dengan bentuk pakaian bangsa Indonesia. Begitu pula bentuk rumah dan jenis makanan.
Apakah yang mempengaruhi perbedaan itu? atau dengan kata lain: faktor-faktor apakah yang mempengaruhi pembentukan kebudayaan itu?

Jelas ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, yaitu:
Faktor-faktor yang mendorong 

  1. Kontak dengan kebudayaan lain
  2. Sistem pendidikan yang maju
  3. Sikap menghargai hasil karya orang lain dan harapan untuk maju
  4. Toleransi pada perbuatan menyimpang
  5. Sistem lapisan masyarakat yang terbuka
  6. Penduduk yang heterogen
  7. Ketidakpuasan masyarakat pada bidang-bidang kehidupan tertentu
  8. Orientasi ke depan
  9. Nilai meningkatkan taraf hidup


Faktor-faktor yang menghambat

  1. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
  2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat
  3. Sikap masyarakat yang tradisional
  4. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat (vested Interest)
  5. Rasa takut terjadinya kegoyahan dalam integrasi kebudayaan
  6. Prasangka pada hal baru
  7. Hambatan ideologis
  8. Kebiasaan
  9. Sikap pasrah
0

Musik sebagai Simbol

Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari berragam kelompok masyarakat. Keberagaman kelompok masyarakat di Indonesia itu berakibat pada keberagaman hasil kebudayaan pula. Salah satu hasil kebudayaan dari setiap kelompok masyarakat adalah seni, termasuk musik.

Musik seperti halnya cabang seni lain, sangat sarat denga simbol-simbol tertentu yang berhubungan erat dengan makna tertentu dalam kehidupan masyarakat penduduknya.

Simbol-simbol itu tampak pada karakter bunyi yang dihasilkan oleh instrumen-instrumen itu (musikal), termasuk vokal/suara manusia. Secara musikal, simbol-simbol musik dapat tampak pada elemen-elemen di dalamnya, seperti (1) tinggi-rendahnya nada, (2) ritme, (3) dinamika, atau (4) tempo.

Penjelasan :


  • Nada (pitch) : Tinggi-rendahnya bunyi
  • Ritme : Durasi setiap bunyi
  • Dinamika : Perubahan bunyi yang terdengar keras menjadi semakin lembut atau bunyi yang terdengar lembut menjadi semakin keras
  • Tempo : Kecepatan musik/lagu: sangat cepat, cepat, sedang, lambat, atau sangat lambat



Mari kita bahas masing-masing elemen musik sebagai simbol musik. Pertama nada atau melodi yang di perduksi oleh instrumen, termasuk suara manusia atau vokal. Misalnya, bagaimana kalian memaknai suara tinggi, nyaring, atau melengking (seoerti kicauan burung, sirene ambulan, suara bel sepeda) dan suara rendah (sperti suara instrumen bas).

Simbol musik selanjutnya adalah ritme. Bagaimana kalian memaknai dua pola ritme berikut:
Musik Sebagai Simbol

Simbol musik juga dapat dilihat dari dinamika musik/bunyi. Bagaimana kalian memaknai rangkaian bunyi yang awalnya terdengar lembut yang semakin lama semakin keras (crescendo)? Bagaimana kalian memaknai rangkaian bunyi yang awalnya terdengar keras tetapi semakin lama semakin lembut bahkan menghilang (decrescendo)?

Tempo juga dapat dilihat sebagai simbol musik. Bagianmana kesan kalian ketika mendengar lagu Cublak-Cublak Suweng yang dinyanyikan dengan tempo cepat? Bagaimana kesan kalian apabila mendengar lagu itu dinyanyikan dengan tempo lambat.

Musik Sebagai Simbol


Simbol musik juga  dapat dilihat dari aspek non-musikalnya. Salah satu contoh simbol non-musikal adalah instrumen musikm berdasar pada bentuk, bahan pembuat instrumen, warna, atau ornamen-ornamen yang tampak pada instrumen itu. Salah satu contoh bentuk simbol ditinjau dari bahan  dasar instrumennnya adalah instrumen tradisional masyarakat Sunda, seperti suling Sunda, baik suling Sunda lubang enam atau lubang empat.

Selain suling, instrumen tradisional Sunda yang terbuat dari bambu adalah angklung. Dalam masyarakat Sunda, angklung terdiri dari beberapa jenis.  Salah satunya adalah jenis Angklung Sunda/Indonesia, yaitu jenis angklung yang sering kali kita lihat dalam pertunjukan-pertunjukan musik. Dalam proses permainan musik angklung, pemain ada yang memegang satu bauh angklung, tetapi dapat pula satu orang pemain dapat memegang banyak nada dalam permainan di bawah ini:

Musik Sebagai Simbol

Dapat kita katakan bahwa tiga jenis angklung atau tiga jenis instrumen yang berasal dari tiga kelompok masyarakat yang berbeda memiliki karakter musikal dan non-musikal yang berbeda pula. Perbedaan itu memperlihatkan bahwa musik, sebagai alat untuk mengekspresikan gagasan atau ide pelaku musik, berhubungan erat dengan cara-cara pelaku musik mengekspresikan gagasan-gagasan mereka.

Cara-cara pelaku dalam mengekspresikan gagasan dalam musik tidak dapat terlepas dari beragam pengalaman yang diperoleh dalam lingkungan masyarakat. Dengan kata lain, karakter musikal maupun non-musikal dari musik yang dihasilkan oleh pelaku musik tidak dapat dilepaskan dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang ia pelajari dalam masyarakatnya. Sebagai anggota masyarakat, seorang pelaku musik memperoleh beragam pengalaman untuk berperilaku sesuai dengan nilai- nilai yang berlaku dalam masyarakat, termasuk perilaku musikalnya.
0

Pemeranan dalam Seni Teater

Mengawali pembelajaran seni teater, pemeranan adalah salah satu unsur penting dalam seni teater. Alangkah baiknya, kalian mengetahui dan memahami keberadaan diri sendiri dan orang lain dalam lingkungan; rumah tinggalmu, masyarakat sekitar dan sekolahmu. Setiap waktu kalian belajar dan beribadat, setiap hari kalian sekolah kecuali hari libur, setiap minggu kalian berkumpul dengan keluarga, setiap bulan kalian minta uang untuk liburan. Kamu kini, mencapai usia remaja mempunyai peran dan kedudukan yang sama dengan teman kalian yakni, sebagai; anak dari orang tuamu, warga masyarakat dari lingkungan sekitarmu dan murid dari sekolahmu. Rentang usiamu adalah pengalaman dari hidupmu. Pengalamanmu sangatlah berbeda dengan temanmu. Tetapi semua orang, mendamba kehidupan damai dan penuh cinta kasih antar sesamanya. Namun kenyataan yang ada, dan kalian rasakan tidaklah demikian. Setiap saat, gejolak membayangi kedamaian. Cinta kasih terkubur sebab salah paham, ambisi, angkuh, kesombongan, dst. Ambisi pribadi dan keserakahan manusia menentang kenyataan menjadi watak seseorang, hingga timbul pertentangan (konflik) antarsesama atau dengan lingkungan sebab tanpa kepasrahan dan kesadaran peran dalam memaknai hidup.

Coba sejenak merenung! Perhatikan orang-orang di rumah, lingkungan sekitar, sekolah, dan atau pengalaman kalian yang menakjubkan (menarik hati) atau menyakitkan! Apa yang dapat kalian ceritakan dari orang-orang itu dan dari pengalaman hidupmu? Apakah kalian merasa kagum (suka, senang), benci, atau menyesali dengan; kedudukan, ketampanan, kecantikan, kepribadian orang atau temanmu dan atau dengan pengalaman yang kalian alami? Keterlibatan dan pengalaman hidup kalian secara langsung dengan orang-orang di rumah, di lingkungan masyarakat dan di sekolah, sebenarnya kalian tengah menjalani pemeranan dengan peran atau tokoh dalam kehidupan nyata. Sungguh beruntung manakala kalian dapat berperan dalam menjalani kehidupan sejalan dengan kesadaran orang banyak (baik). Tidak berpihak pada laku jahat, mati hati, sepi rasa dan tidak peduli siapa pun, sehingga kalian dicemooh, diasingkan, dibenci, dicaci, dan diusir orang lain dari lingkungan masyarakat sekitarmu.

Peran dengan perwatakan orang-orang di sekitarmu termasuk kamu, dengan memerhatikan; status sosial, fisik, psikis, kecerdasan dan mental spiritual yang nampak cenderung bersifat relatif, khas, unik, dan beragam. Keragaman dan keunikan orang-orang bersifat hitam putih, senda gurau serius, tinggi pendek, cantik jelek, jahat baik itu adalah watak atau karakteristik manusia sebagai identitas tokoh dari cerita dalam kehidupan nyata. Watak atau karakteristik orang atau tokoh yang khas, unik dan mempesona biasanya sangat berkesan dalam ingatanmu. Begitu pula dengan orang lain saat melihat kalian dalam berperan di masyarakat atau membawakan peran atau pemeranan dalam suatu penokohan cerita teater.

Dengan kesadaran dan berperan aktif dalam kehidupan di masyarakat dengan menghormati kelebihan dan kelemahan potensi seseorang termasuk kemampuan kalian dan teman kalian adalah inti dalam memaknai peran hidup dalam keragaman dan kekhasan (keunikan). Manusia sebagai sumber rangsang kreativitas dan modal dasar mendalami seni peran (pemeranan) dalam pembelajaran seni teater yang akan kalian alami. Setelah kalian menyaksikan seni teater di gedung pertunjukan, di tengah lapang, di media jejaring sosial, di televisi atau layar perak (bioskop), unsur-unsur pertunjukan apa saja yang kalian lihat (tonton)? Coba kalian amati gambar di bawah ini, untuk mengidentifikasi peran atau tokoh dalam pemeranan!



Kamu perhatikan gambar di atas lebih seksama, lalu jawablah pertanyaan di bawah ini!
  1. Gambar manakah yang menunjukkan karya seni teater atau seni pertunjukan yang kalian ketahui dan ada di sekitarmu?
  2. Dapatkah kalian melakukan salah satu pemeranan berdasar gambar itu?
  3. Apa perbedaan yang menonjol dari sudut pandang watak tokoh dalam pemeranannya?
  4. Dapatkah kalian mengidentifikasi watak tokoh pemeran dari contoh gambar itu?
  5. Bagaimanakah tata rias dan busana melalui contoh gambar itu? Berdasarkan pengamatan melalui gambar, sekarang kalian kelompokkan dan isilah tabel di bawah ini sesuai dengan karakter/ watak tokoh dalam pemeranan atau seni peran!
Agar kalian lebih mudah memahami, bacalah konsep mengenai seni peran atau pemeranan beserta unsur -unsur nya. Selanjutnya, kalian lakukan pengamatan atau apresiasi pada karakter/ watak tokoh pemeran dengan melihat pertunjukan langsung ataupun menonton tayangan dari video, media jejaring sosial, televisi atau film di gedung bioskop serta membaca referensi dari berbagai sumber belajar lainnya.

Pemeranan adalah unsur penting dalam seni teater. Pengertian seni mengandung arti keindahan (estetik) atau kehalusan budi pekerti, oleh sebab itu seni selalu menawarkan keindahan bentuk dan kehalusan pesan atau nilai moral. Pengertian teater (Theatron, Inggris) biasanya dapat diartikan sebagai “ Gedung Pertunjukan” dan Teater pun dapat dikatakan semua jenis pertunjukan, baik menggunakan media pertunjukan langsung (seni tari, seni musik, seni drama) atau tidak langsung atau seni rekam: sinematografi, TV Play dan film. Teater dalam pengertian khusus dapat diartikan sebagai drama. Kata drama sendiri diambil dari bahasa Yunani “ dramoi” atau “to act to” dalam bahasa Inggris yang berarti berbuat, melaksanakan atau bertindak atau berbuat menjadi atau berbuat seolah-olah menjadi di luar dirinya. Dari kata “to act” lahirlah istilah actor yakni pemeran pria dan actrees, pemeran wanita. Oleh karenanya berbicara masalah pemeran yang mempunyai padanan; pemain, pelaku, dan tokoh. tidak dapat dipisahkan dengan pemeranan sebagai ilmu dan seni didalam seni teater.

Pengertian Pemeranan

Istilah pemeranan disebut juga dengan seni peran, atau seni akting. Seorang pemeran dalam melaksanakan pemeranannya dikenal dengan sebutan aktor, aktris, pemain, tokoh, dst. Aktor, aktris, pemain, tokoh adalah inti dalam seni peran dan seni teater pada umumnya. Oleh karenanya, tanpa seorang pemeran seni pertunjukan tak akan hadir dihadapan kita. Namun perlu diingat, dalam pemeranan tidak semua aktor, pemeran, tokoh tidak atau kurang berhasil dalam membawakan pemeranannya. Mengapa demikian? Hal ini sangat terkait dengan beberapa unsur seni peran yang menjadi persyaratan didalamnya, antara lain;

  1. Cerita atau naskah yang dibawakannya wajib mengandung konflik atau pertentangan antar tokoh yang satu dengan tokoh yang lainnnya. Dapat pula permengenai tokoh cerita dengan lingkungan, dengan dirinya sendiri (keyakinannya) dst.
  2. Adanya kerjasama dan kerja bersama baik antar pemain dan sutradara dalam membangun irama permainan seni peran, dengan beberapa unsur artistik pentas yang hadir melingkupi tokoh dalam suatu adegan, babak atau disebut dengan kepekaan ruang dalam membangun atmosfir pertunjukan.
  3. Menghindari terjadinya kesalahan pemilihan tokoh atau miss casting dalam pemeranan, sehingga terjadi over acting (akting yang berlebihan) atau under acting (akting di bawah standar, kurang ekspresif dari tuntutan peran yang dibawakan). Pemeran, aktor, aktris baik adalah manusia kreatif yang selalu berinsiatif untuk mendadani dan melengkapkan tubuhnya, mentalnya, sosialnya tanpa wajib menunggu perintah orang lain dan atau sutradara.
  4. Adanya keberanian untuk mencoba dan gagal (trial and error). Pada dasarnya suatu keberhasilan, kalian harus meyakini dari kegagalan. Itulah pentingnya suatu kegigihan dan kemauan yang keras perlu ditanamkan olehmu.
  5. Memiliki wawasan dan suka bergaul. Karena itu disyaratkan untuk gemar membaca, menonton pertunjukan dan wajib peka pada kejadian sekitar dan isu-isu yang aktual untuk melatih ingatan dan emosi pemeran sekaligus sebagai bahan apa yang akan dibicarakan secara tematik.
  6. Harus percaya diri, mempunyai kesadaran potensi atas kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Tidak sedikit orang di sekitar kita memiliki; kecantikan, ketampanan, jelek, pendek, jangkung atau postur tubuh tidak ideal, tidak menarik dan menjadi pusat perhatian orang lain. Tetapi dengan ketampanan, kecantikan di dalam Sinetron Lorong atas rata-rata atau di bawah rata-rata dan Waktu. ditunjang dengan kemampuan lebih dari dirinya menjadi luar biasa dalam bidang pemeranan. Contohnya; Resa Rahardian, Dude Herlino, Olga Syahputra, Sule, Bopak, Adul, Daus Mini, Ucok Baba, Soimah, Omaswati, Rina Nose, Christine Hakim, Deddy Miswar, dst.

Dengan demikian, seorang pemeran bersifat langsung di atas panggung atau tidak langsung melalui media televisi atau film dituntut untuk membawakan perannya dengan ekspresif, totalitas tubuh sesuai dengan watak tokoh yang diembannya. Pemeran baik wajib mampu menjadi mediator pesan moral (cerita) dan estetis (keindahan pemeranan) melalui ekspresi totalitas tubuhnya, dengan segenap cipta, rasa, dan karsanya.

Untuk menuju atau minimalnya kalian mengetahui dan mengalami pembelajaran seni peran, perlu diingat bahwa para ahli teater atau teaterawan berpendapat bahwa seorang aktor, aktris, pemeran adalah seperti halnya tanah lempung atau tanah liat. Seorang aktor wajib siap dan mampu dibentuk dan dibuat jadi apa saja. Artinya, bahwa aktor atau seorang pemeran itu sebagai bahan baku yang mampu menjadi media utama dalam seni peran atau pemeranan dari cerita yang diekspresikan secara estetis melalui simbol atau lambang audio (suara, kata-kata), visual (tubuh atau ragawi) dan gerak (gerak-gerik dan perlakuan di atas pentas).

Pemeranan atau seni peran dalam seni teater melalui penyajiannya dapat dibedakan dalam dua jenis, yakni pemeranan di atas panggung pertunjukan bersifat langsung, sesaat dengan gaya dan unsur pemeranannya dapat dilakukan dengan teknik stilasi (penyederhanaan) dan distorsi (penglebihan). Pemeranan sinematografi atau film bersifat wajar, tidak langsung, diulang melalui media rekam dan proses editing.

Dalam perkembangannya pemeranan terutama dalam dunia sineas, sinematografi lebih dikenal dengan seni “acting“. Kata acting sendiri dalam bahasa Indonesia ditulis akting, dari turunan kata kerja “to act“ artinya berbuat, bertindak seolah-olah atau menjadi sesuatu. Sesuatu itu dapat berupa; orang (dengan identitas ketokohannya), atau benda dan mahluk hidup lain berasal dari kehidupan nyata lalu diangkat ke atas pentas dalam wujud seni peran atau akting dengan karakter atau watak tokoh yang diperankan. Oleh sebab itu pemeranan disebut juga dengan seni peran atau seni akting yakni seni dalam membawakan peran orang lain di luar dirinya dengan perwatakan bersifat; tepat takaran, logis (wajar), etis dan estetis.

Seorang pemeran wajib mampu membawakan pemeranannya secara prima dan mempesona di atas pentas. Sebagai rasa tanggungjawab yang dipikulnya, maka seorang pemeran atau aktor, aktris untuk senatiasa selalu mengasah kemampuan dirinya melalui pengolahan unsur penting pemeranannya, yakni: tubuh, suara, rasa atau penghayatan yang melingkupinya. Dengan demikian kepekaan dan mengolah kesadaran unsur pemeranan yang melingkupinya mampu menampilkan penokohan sesuai watak tokoh dengan takaran pemeranan yang mempesona dalam suatu pementasan. Artinya, dalam pemeranan akan dialami dan ditemukan persoalan takaran atau ukuran dalam menciptakan irama permainan apakah lebih mengarah pada “over acting“ atau akting yang berlebihan atau bersifat “under acting” atau akting dibawah ukuran atau takaran yang seharusnya, sehingga irama permainan menjadi monoton, tidak berkembang, menjemukan, membosankan lawan main dan penonton.

Dalam seni peran atau pemeranan terjadi kebebasan tafsir, orsinil, bersifat laku jujur atas peran atau penokohan yang diemban pemerannya. Tokoh atau peran yang sama dari satu naskah dengan pengarang yang sama, diperankan oleh seseorang akan terjadi kesan pemeranan atau akting yang berbeda. Contohnya, Film Nagabonar yang diperankan oleh Dedy Miswar akan berbeda kesan (ruh, greget) pemeranannya dengan tokoh Nagabonar yang diperankan Tora Sudiro. Karena jam terbang dan pengalaman dalam dunia seni peran yang berbeda dan itulah membuktikan bahwa dalam dunia seni peran bersifat kejujuran tanpa manipulasi. Penghargaan baik tidaknya atau memikat tidaknya pemeranan yang dibawakan oleh seseorang hanya dapat diberikan oleh penontonnya, bukan atas penilaian diri sendiri pemeran atau aktor.

Jenis dan bentuk teater yang tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat pedesaan dan perkotaan di Indonesia, pengungkapannya dapat dibedakan menjadi teater tradisional (teater rakyat dan teater klasik) dan non tradisional (teater modern dan sinematografi/film). Berdasarkan jenis dan bentuk teater itu sangat mempengaruhi ciri atau identitas pembentuk seninya, termasuk di dalam hal pemeranan.

Dalam perkembangannya setelah masuknya teori atau keilmuan barat, yakni pengaruh dunia pendidikan seni teater di Indonesia. Maka dunia seni peranpun dapat dibedakan dengan berbagai gaya atau aliran yang berkembang: teater realis, non realis (surealis dan absurd). Seni akting dari bersifat idiom-idiom tradisi berkembang pada seni teater non tradisional (teater barat, teater eksperimen, teater ekstrim dst. sebagai pengaruh dari budaya postmodernisme. Sehingga lahirlah beberapa istilah bentuk pertunjukan, seperti; teater tubuh, teater gerak, teater jeprut, happing art, dan teater jalanan.

Namun demikian, kalian harus memahami bahwa belajar pemeranan atau seni peran atau seni akting sebagai unsur atau elemen pentingnya adalah hadirnya pemeran, aktor, aktris yang mempunyai karakter/ watak dengan unsur penunjangnya. Unsur yang dimaksud adalah tubuh, suara, rasa, pikir dan artistik penunjangnya, hingga mencapai kesadaran dan kepekaan yang kuat melalui latihan dengan beberapa penguasaan teknik seni peran agar memunculkan sosok pemeranan yang menganggumkan, mempesona, mengigit, mempunyai greget, mengandung ruh dan peran menjadi hidup (menarik hati penonton). Dan inilah sejatinya yang wajib dilakukan seorang pemeran atau aktor.
0

Fungsi Musik

Sebelum membahas tentang fungsi musik secara lebih mendalam, sebelumnya kita harus memahami konsep ‘guna’ dan ‘fungsi’. Menurut kamu, apakah ada perbedaan di antara kedua konsep tersebut? Untuk menjawab pertanyaan itu, coba jawab pertanyaan ini:

  1. Apa tujuan kamu mendengarkan musik?. Kamu mungkin akan menjawab “agar tidak terasa sepi” atau “sebagai hiburan”. Jawaban itu kemudian menimbulkan pertanyaan selanjutnya.
  2. Mengapa kamu memandang musik “sebagai “hiburan” ketika sedang belajar? Jawaban dari pertanyaan pertama bertujuan untuk memahami arti kata ‘guna’, sedangkan jawaban dari pertanyaan kedua bertujuan untuk memahami arti kata ‘fungsi’. 

Konsep ‘fungsi’ mengundang pandangan subjektif seseorang tentang suatu pengalaman yang pernah ia peroleh dalam kehidupannya. Sekarang, mari kita coba terapkan penggunaan dua istilah itu dalam kehidupan kita sehari- hari. Pernahkah kamu mengamati proses upacara yang selalu dilakukan pada setiap Senin di sekolah? Apakah seluruh peserta upacara diminta untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya? Apa gunanya seluruh peserta upacara menyanyikan lagu tersebut? Kamu mungkin akan menjawab bahwa Indonesia Raya dinyanyikan dalam upacara bendera karena lagu itu adalah lagu kebangsaan negara kita. Mengapa dalam upacara itu seluruh siswa harus menyanyikan lagu tersebut?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kamu harus dapat mengenal dengan baik atau mengidentifikasi peristiwa (konteks) yang terjadi ketika lagu itu dinyanyikan.

Sekarang, pernahkah kamu menyaksikan siaran televisi yang memperlihatkan acara penyerahan piala ketika tim Indonesia memperoleh penghargaan sebagai juara umum dalam kejuaraan bulu tangkis tingkat Internasional di luar negeri? Kamu pasti akan mendengar lagu Indonesia Raya secara instrumental yang seringkali juga ikut dinyanyikan oleh anggota tim Indonesia dan seluruh masyarakat Indonesia yang menyaksikan kejuaraan internasional tersebut secara langsung di sana. Apa fungsi lagu Indonesia Raya dalam peristiwa itu? Diskusikan pendapat kamu dengan teman-temanmu. 
0

Estetika Musik

Estetika Musik

Instrumen yang terbuat dari bambu, misalnya, tidak hanya ditemukan di Indonesia, tetapi digunakan pula di banyak negara lain, seperti Filipina (marimba, angklung, tumpong), Thailand (khene), Vietnam (Dan Bau), Arab (nay atau serunai Arab), Jepang (shakuhachi), dan Cina (dizi). Mengapa para pelaku musik di banyak negara menggunakan bambu untuk membuat instrumen musik? Apakah karena bambu dipandang dapat menghasilkan bunyi yang ‘indah’? Mengapa bunyi yang dihasilkan dari instrumen bambu dipandang ‘indah’ oleh masyarakat pendukungnya?

Bunyi instrumen yang terbuat dari bambu seringkali dipandang menghasilkan bunyi yang ‘indah’ oleh masyarakat pendukungnya. Masyarakat Sunda, misalnya. Penilaian ‘indah’ terhadap bunyi yang dihasilkan oleh angklung tersebut tidak dapat dilepaskan dari nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat Sunda. Masyarakat Sunda dikenal sebagai masyarakat yang akrab atau dekat dengan lingkungan alam. Mereka memandang lingkungan hidupnya sebagai sesuatu yang ‘indah’, yang harus dihormati, diakrabi, dipelihara, dan dirawat. Kedekatan masyarakat Sunda dengan lingkungan alam tampak pada tindakan mereka untuk menjadikan bahan-bahan dari lingkungan sekitar, misalnya bambu, sebagai bagian dari kebutuhan untuk mengekspresikan keindahan.

Ditinjau dari aspek musikal, bunyi yang dihasilkan dari instrumen dari bambu dipandang dapat lebih mengekspresikan gagasan mereka untuk berinteraksi dalam masyarakat. Dengar dan perhatikan potongan lagu Sampurasun yang diaransemen oleh Tedi Nur Rochmat berikut (bar 31 – 42) dengan menggunakan angklung Sunda/Indonesia.

Estetika dan Fungsi Musik

Kesan apa yang kamu peroleh setelah mendengarkan potongan lagu itu? Apabila kesan tersebut memperlihatkan nilai-nilai keindahan dalam masyarakat Sunda, yang dapat kamu peroleh. Diskusikan hasil temuan kamu dengan beberapa temanmu

Simbol tidak hanya tampak pada instrumen, tetapi juga pada suara manusia. Sekarang, mari kita dengarkan melodi awal dalam lagu Keroncong Kemayoran yang digolongkan ke dalam genre musik keroncong. Secara teoretis, melodi awal lagu Keroncong Kemayoran dapat dituliskan sebagai berikut:

Estetika dan Fungsi Musik
Keroncong Kemayoran

Lagu keroncong itu umumnya akan dinyanyikan secara berbeda oleh penyanyinya. Dengarkan contoh bagaimana potongan lagu itu dinyanyikan oleh umumnya penyanyi keroncong (contoh audio).

Apakah cara penyanyi keroncong menyanyikan lagu itu dan penampilan visualnya mengingatkan kamu pada suatu kelompok masyarakat tertentu? Elemen-elemen musikal apa saja yang dapat dimaknai berhubungan dengan nilai-nilai keindahan dalam masyarakat pendukung musik keroncong?

Ditinjau dari aspek nonmusikalnya, penampilan visual para penyanyi, khususnya wanita, dalam pertunjukan musik keroncong pun berbeda dari penyanyi dalam jenis/genre musik lainnya.

Apa yang kamu rasakan ketika mendengarkan lagu Keroncong Kemayoran tersebut? Bagaimana nada dan keteraturan irama/ metrumnya? Bagaimana penampilan visual penyanyinya? Diskusikan temuan-temuan kamu dengan beberapa temanmu.

Sekarang, cari satu contoh musik yang dapat dipandang memiliki simbol musikal dan non-musikal bagi lingkungan masyarakat kamu atau masyarakat lain. Kemudian, hubungkan simbol tersebut dengan nilai-nilai estetik dalam budaya masyarakat tersebut. Diskusikan temuan-temuan kamu dengan beberapa temanmu.