Selasa, 15 November 2016

0

Europe Art History

Perjalanan sejarah seni rupa modern di Eropa atau Barat memiliki benang merah yang jelas dan tegas. Alur dan bentangannya memperlihatkan satu kesatuan yang saling berhubungan. Gaya atau aliran yang satu muncul sebagai akibat menentang (mereaksi) aliran/gaya sebelumnya. Penentangan atau reaksi tersebut didasari argumentasi atau konsepsi senimannya yang sangat kuat. Pada dasarnya perjalanan atau perkembangan seni rupa Barat tidak lepas dari perjuangan terhadap nilai kebebasan dan kreativitas. Nilai kebebasan gaya yang satu ditentang oleh nilai kebebasan gaya yang lainnya, baik kebebasan segi pemilihan tema, estetika maupun teknik dan proses kreatifnya. Orientasi yang fundamental dari seni rupa Barat adalah seni klasik Yunani dan Romawi kuno.Hasil gambar untuk sejarah perkembangan seni rupa modern di eropa
            Kebudayaan klasik Yunani yang dilanjutkan oleh bangsa Romawi menjadi tenggelam ratusan tahun karena orientasi berpindah ke ajaran Kristiani, dan abad gemilang menjadi abad kegelapan. Namun kemudian abad pertengahan tersebut dilawan atau didobrak oleh para seniman karena dianggap tidak memberikan kebebasan dalam berkarya. Untuk mewujudkan cita-cita budaya yang bebas secara kemanusiaan, maka orientasi berkarya seniman kembali kepada seni klasik kuno (Yunani-Romawi) yang naturalistis idealis dan didasari filsafat humanismenya. Penggalian kembali kaidah-kaidah klasik tampak semakin digalakkan. Tradisi berkarya seni rupa (khususnya seni lukis dan patung) kembali pada aturan-aturan seni klasik yang pernah berjaya. Gerakan kelahiran kembali ideal klasik ini dinamakan Renaissance (bahasa Perancis, dan renaitre dalam bahasa Itali, dan rebirth dalam bahasa Inggris).
            Gerakan ini menggema bukan hanya dalam bidang seni lukis dan patung, tetapi juga arsitektur dan semua lapangan budaya. Sejak Renaissance inilah akan terlihat perjalanan yang sangat jelas dari sejarah seni rupa Barat. Sehingga kita bisa menemukan sebab akibat dari gerakan seni modern. Berikut sejarah seni di Eropa dalam setiap  periode:

a.      Abad Ke-19
1.      Klasisisme
Suasana abad ke-19 ini adalah suasana abad mesin uap. Kegemuruhan mesin-mesin dengan suara buruh pabrik, kesibukan tambang, dan lalulintas kapal laut dan kereta api, telegraf, dan alat potret. Dan sebagaiannya menjadi tentangan bagi perkembangan seni rupa.
Para seniman-seniman pada abad ke-19 ini menyadari tantangan abad baru ini. Namun para seniman tidak menentang tetapi mengintegrasikan diri sambil mempertahankan bidang seni rupa supaya tidak terlindas dan lenyap dilanda akibat kebangkitan abad yang dasyat ini.
Pada permulaan abad ini lahir berbagai aliran-aliran neo, hal ini disebabkan karna orang-orang telah mulai menemui kebutuhan setelah mengalami kelimaksnya pada zaman barok, yang telah ditandai oleh kehadiran Rococo.
Seni patung pada permulaan abad ini belum terlalu mengalami perubahan seperti seni bangunan. Namun setelah akhir perempatan abad ini , seni patung mulai mendapat napas baru, karna munculnya aliran-aliran baru seperti impresionisme, Realisme, dan lain-lain telah memberikan gaya baru bagi para seniman patung atau pematung
2.      Romantic
Aliran Romantik ditandai dengan cahaya yang tegas, kaya warna, dan komposisi yang hidup. Perbedaan Romantik dengan klasisisme pada pengambilan tema, karna pengambilan tema pada Aliran Romantik memilih kejadian-kejadian dasyat sebagai temanya, selain itu juga aliran romantic penuh dengan khayalan, prasaan, pertualang tentang tejadian-kejadian masa kuno dan tentang negeri-negeri timur yang fantastis.
Alian romantic ini banyak digunakan di baret atau eropa tertama diprancis aliran ini sangat kuat terlihat pada seni bangunannya. Di Indonesia juga terdapat pelukis atau seniman yang menggunakan aliran romatik yaitu Raden Saleh karna memang beliau telah belajar dieropa.
3.      Impresionisme
Mpresionisme sebenarnya adalah sebuah kata ejekan pada lukisanClaude Monen (1840-1926) yang di pertunjukan pada ppameran di paris tahun 1874. Lukisan itu menggambarkan tentang bunga teratai dengan suasana pagi hari, dengan warna yang lembut, bentuk-bentuknya tidak tegas, kekabur-kaburan oleh cuaca dan embun pagi. Walaupin gaya lukisan impreionisme di ejek namun monet tetapmeneruskan aliran ini.
4.      Neo Impresionisme
Pada dasarnya aliran impresonisme lebih mengutamakan cahaya, oeh karna itu dapat dilihat karya-karya impresionisme belanda, kebanyakan memperlihatkan efek cahayanya mendung seperti cuaca mendung belanda. Dan dari karya-karya prancis tentang aliran impresionisme membawakan efek-efek cahaya cahaya yang panas sesuai dengan keadaan udaranya perencis.
Pendapat ini melahirkan gaya melukis yang lain dari biasanya yaitu meletakkan warna-warna dengan berdekatan yang dinamakan divisonisme. Sebagai contohnya
Makin kecil petak-petak warna nya yang hapir merupakan titik-titik, maka hal itu dinamakan Pointilisme. Keselutuhannya adalah bentuk untuk membuat efek cahaya yang kuat dan aliran ini lah yang disebut dengan neo impresionisme.
5.      Realisme
Realisme dalam seni rupa abad ke-19 merupakan gerakan yang menolak tema Neo-Klasikisme dan Romantikisme. Seniman Realis tidak mendasarkan karyanya pada tema mitologi Yunani dan Romawi atau tema dari Timur Dekat, tetapi tema “di sini dan kini”. Mereka mendasarkan tema lukisan mereka pada pengamatan sehari-hari.  Sebagaimana diketahui bahwa terdapat pertentangan dianatara kaum Neoklasikisme dengan Romantisisme, namun pada hakekatnya mereka hanya berurusan dengan hal yang tidak tidak nampak mata, yaitu rasio dan emosi, mereka adalah kaum idealisme yang tidak menerima kenyataan apa adanya.
Tidak demikian halnya dengan kaum Realisme, yang mempunyai pandangan dalam menghayati alam ini tanpa ilusi, dan menerima sebagai objek seni sebagaimana apa adanya yang kasat mata. Hal demikian dikuatkan oleh ucapan salah seorang tokoh Realisme, yaitu Courbet seorang pelukis Prancis, dalam deklarasi Realisme:”tunjukkanlah malaikat padaku dan aku akan melukiskannya”, suatu ucapan yang menunjukkan betapa fanatismenya terhadap hal yang hanya dapat dilihat oleh mata, dan bukan suatu ilusi, juga tanpa idealis apalagi distorsi.
Sebagai konsekwensi dari ucapan kaum realism tersebut, mereka betul-betul mengungkapkan suatu realita, tidak saja secara visual hanya mewujudkan objek dengan realistis, namun mereka juga mengungkapkan realita kehidupan, tanpa memperdulikan keindahan, kemolekan, kecantikan, tetapi apa adanya dalam kehidupan sosial, kehidupan sosial kelas bawahpun sering diangkat menjadi objek realita. Kalaupun melukiskan keindahan alam, namun sesungguhnya ia bukanlah melukiskan keindahannya tetapi begaimana keadaan alam tersebut, yang Nampak dalam panorama atau pemandangan.
6.      Simbolisme dan Monumentalisme
Masyarakat beranggapan  bahwa agama tidah hanya sebatas penting saja tetapi menjadi factor penting dalam seni, sehingga mulai meresapi jiwa para seniman. Maka muncullah ilham untuk mewujudkannya dalam bentuk karya seni yang dinamakan aliran simbolis.
Karya simbolis ini pada umumnya menggambatkan pergolakan batin atau tentang perasaan seperti kegelisahan, pesimisme, dan kemurungan. Simbolisme yang dibawa menjadi bentuk-bentuk yang lebih sederhanan yang mewujudkan hiasan dan pelambangan. Hal tersebut dinamakan juga dengan momumentalisme.
Aliran ini sebenarnya lahir dari penggaliran seni kuno. Seperti momunentalisme lahir setelah mempelajari hasil-hasil karya seniman mesir kuno dan simbolisme berpangkal pada orientasi kesenian hindu.
Simbolisme libih mengutamakan unsure-unsur kerohanian sebagai pengimbang dari periode impresionisme yang telah mengabaikan factor ketuhanan , maka pelopor-pelopor simbolisme mulai dengan membawakan aliran ini untuk menyadari kembali akan hokum ada dan tiada.
b.      Abad Ke-20
Abad ke-20 merupakan masa berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada awal abad itu Wright bersaudara menemukan pesawat terbang. Beberapa tahun kemudian Albert Einstein mengejutkan dunia dengan penemuaanya tentang materi, waktu, dan ruang. Di sela-sela itu, terjadi dua perang dunia yang mengakibatkan keterpurukan ekonomi di seluruh dunia dan ancaman serius bagi kemanusiaan. Atom berhasil dibelah dan senjata atom pun diciptakan. Menjelang Perang Dunia II abad itu juga ditandai dengan pengembangan alat komunikasi melalui radio dan munculnya televisi. Selama periode itu muncul bentuk-bentuk seni rupa baru dan konsep-konsep seni rupa yang menentang nilai-nilai tradisi masa lampau. Gaya seni rupa dalam periode secara keseluruhan itu disebut dengan nama “Modernisme”. Istilah Modernisme digunakan untuk menunjukkan perkembangan yang meninggalkan naturalisme menunju abstraksi dan nonrepresentasi.
1.      Seni Patung
Salah satu ciri khas yang membedakan seni rupa abad ke-20 dengan periode seni rupa yang lain adalah pergeseran dari naturalisme menjadi abstraksi dan nonrepresentasi. Dalam seni patung kecenderungan pokok yang muncul adalah abstraksi formalis, yaitu abstraksi yang didasarkan pada pendekatan pemikiran rasional tentang hubungan-hubungan visual yang terstruktur. Pada awal abad ke-20 Ekspresionisme bukan merupakan trend yang penting dalam seni patung.
Tokoh perintis       patung moderen adalah Constantin Brancusi (1876-1957). Brancusi adalah pematung kelahiran Rumania yang datang di Paris pada tahun 1904. Dengan penyederhaan bentuk yang abstrak, ia melangkah melampaui Rodin dan Mailol, mengawali seni patung modern.
2.      Fauvisme dan Ekspresionisme
Istilah Ekspresionisme digunakan untuk menunjukkan seni rupa yang mengungkapkan perasaan emosional. Gerakan ini berkembang pada awal abad ke-20 berdasarkan seni rupa Post-Impresionisme. Di Eropa seni rupa Ekspresionisme dapat dibedakan menjadi Ekspresionisme Jerman dan Ekspresionisme Perancis. Ekspresionisme di Perancis lebih dipenuhi oleh struktur dan komposisi formal dan kurang mengandung emosi yang mendalam. Di Jerman ekspresionisme lebih merupakan curahan situasi psikologis dan perasaan yang mendalam.
3.      Kubisme
                  Kubisme adalah gaya abstrak formalistik yang pertama-tama berkembang seiring dengan Ekspresionisme sebelum Perang Dunia I. Istilah Kubisme dapat digunakan secara umum untuk menunjukkan semua gaya abstrak geometrik pada abad ke-20 atau secara terbatas menunjukkan gerakan-gerakan awal khususnya Kubisme Analitik dan Kubisme Sinthetik. Tokoh Kubisme adalah Pablo Picasso dan Georges Braque.
4.      Seni Patung Kubunisme
                  Konsep Kubisme meluas sampai pada seni patung. Karya Picasso Guitar (1912) meninggalkan tradisi seni patung, karena karya itu tidak dikerjakan dengan teknik membentuk, teknik pahat, atau teknik cor, tetapi berupa konstruksi lempengan logam dan kawat.
                  Jacques Lipchitz (1891—1964) adalah salah satu pematung Kubisme yang penting di Paris. Secara khusus, ia mentransformasikan bentuk-bentuk datar Kubisme Sintetik kedalam bentuk pejal yang menyusut menjadi bidang-bidang. Man with a Guitar (1915), patung konstruksi dari batu gamping, adalah salah satu karya awal Kubisme yang terkenal. Karyanya selanjutnya Figure (1926—1930), meskipun pada dasarnya masih bergaya Kubisme, karya ini mengandung unsur ekspresi yang mungkin merupakan pengaruh patung Oseania atau Afrika.
5.      Kubisme dan Arsitektur
                  Kubisme juga memberikan tantangan bagi para arsitek untuk meninjau kembali pendapat tradisional tentang bentuk dalam ruang tiga dimensional. Arsitektur abad ke-20 menekankan bentuk-bentuk geometrik dan rasional, dan bukan bentuk-bentuk organik dan emotif.
                  Frank Lloyd Wright merupakan salah seorang arsitek Amerika pada abad moderen yang penting. Ia menerapkan prinsip-prinsip Kubisme dalam karyanya “prairie houses” pada awal abad ke-20. Rancangan seni bangunnya memberikan banyak pengaruh pada arsitek-arsitek moderen lainnya, misalnya Rietveldt.
                  Rancangan Wright Robie House (Gambar ) di Chicago tersusun dari blok-blok ruang yang abstrak yang mencuat ke berbagai arah. Konsep dasar desain Wright, menggunakan bentuk-bentuk geometrik yang saling menerobos pada dasarnya sama halnya dengan bentuk-bentuk yang digunakan oleh para pematung Kubisme dan pelukis Kubisme Sintetik akhir.
6.      Futurisme Itali
                  Pada tahun 1909, penyair Itali Filippo Thommaso Marinetti menulis Manifesto Futuris yang mendukung perubahan radikal dalam dunia kesenian, dengan mencerminkan dinamisme abad yang baru. Para Futuris menghendaki seni rupa yang mengagungkan mesin dan konsep dinamisme secara umum. Dalam karya mereka, gerak dan mekanisasi merupakan tema yang penting. Secara ironis, banyak di antara tokoh Futuris yang tewas dalam Perang Dunia I, oleh mesin penghancur yang mereka agungkan dalam karyanya. Lukisan Futuris sering ditandai dengan penggunaan gambar ganda (multiple images) untuk mengesankan gerak benda atau manusia dalam ruang dan waktu. Efek yang dicapai mirip dengan pengamatan film bioskup dari frame ke frame. Gambar ganda ini juga dikaitkan dengan perkembangan fotografi eksperimental, misalnya pada karya Muybridge.
7.      Suprematisme Konstruktivisme Di Rusia
                  Sebelum Perang Dunia I dan selama Revolusi Rusia terjadi perkembangan besar dalam seni rupa moderen di Rusia. Perkembangan seni rupa advant-garde ini berlangsung hingga sekitar tahun 1920. Seniman moderen Rusia menerapkan konsep dasar Kubisme dan Futurisme. Mereka juga mengembangkan lebih lanjut gagasan konstruksi Picasso dalam seni patung dan mencapai keunggulan dalam cabang seni rupa ini.
8.      Seni patung
                  Di Rusia seni patung Konstruktivisme dikembangkan oleh sekelompok seniman yang menerapkan prinsip-prinsip Kubisme dalam bentuk tiga dimensional. Seniman Konstruktivisme menolak pandangan tradisional tentang seni patung sebagai volume yang dibatasi oleh massanya. Sebaliknya, mereka beranggapan bahwa seni patung sebagai susunan ruang positip dan ruang negatif. Para pematung Konstruktivisme tidak menggunkan teknik tradisional (misalnya teknik pahat atau membentuk), tetapi dengan cara merakit berbagai jenis bahan (seperti kayu, logam, plastik, dan tanah liat). Kadang-kadang mereka juga menggunakan cara mengikat atau memasang bahan-bahan tertentu pada suatu tempat dengan teknik-teknik nontraditional. Sering kali karya mereka bersifat kinetik, dengan bagian-bagian yang dapat bergerak untuk menekankan konsep dinamisme.

0 komentar: