Setelah zaman prasejarah berakhir, bangsa Indonesia telah memiliki
berbagai macam keahlian seperti pembuatan batu besar berbentuk piramida
berundak, seni tuang logam, pertanian dan peralatannya, seni pahat,
serta pembuatan batik yang dikembangkan dengan penambahan unsur-unsur
baru pada waktu masuknya pengaruh Hindu. Zaman ini merupakan babak baru
dalam periodisasi kebudayaan di Indonesia dan dapat dikatakan sebagai
zaman sejarah karena pada zaman ini telah ditemukan peninggalan berupa
tulisan. Hal ini terjadi karena adanya kontak kebudayaan dengan India
sekitar abad ke-5 M.
Tema yang umum digunakan pada suatu karya seni pada masa ini antara lain tema agama, mitologi, legenda, dan cerita sejarah. Contohnya lukisan Bali Klasik yang berisi cerita Ramayana dan Mahabharata. Gaya yang dipakai pada pahatan dinding candi zaman Majapahit adalah gaya wayang dengan komposisi bidang mendatar yang padat dan sarat dengan stilasi. Sebutan gaya wayang di sini menunjukkan tanda persamaan dalam stilasi bentuk tokoh cerita wayang kulit dan lukisan Bali Klasik. Warna lukisan terbatas pada warna-warna yang dapat dicapai bahan alami seperti kulit kayu, daun-daunan, tanah, dan jelaga. Lukisan dibuat pada kain memanjang tanpa dipasang pada bingkai rentang sehingga hasilnya menyerupai lukisan gulungan. Seperti juga pahatan dinding candi dan gambar lontar, fungsi dari lukisan Bali Klasik adalah sebagai media pendidikan sesuai dengan ajaran agama atau falsafah hidup zaman Hindu.
Seni lukis di Bali mulai berlangsung ketika kebudayaan Hindu Jawa Timur
terdesak oleh kebudayaan Islam. Keberadaan seni lukis yang menyatu dan
berakulturasi dengan kebudayaan Hindu menjadi khas dan dikenal oleh
berbagai negara hingga kini. Perkembangan seni lukis Hindu-Bali dapat
diuraikan dalam tiga bagian, yaitu seni lukis Kamasan, seni lukis Pita
Maha, dan seni lukis Seniman Muda.
0 komentar:
Posting Komentar